😍YUK SINAU NGGURIT 😍
APA IKU GEGURITAN???
Geguritan adalah sebuah karya sastra Jawa yang dibuat dengan kalimat yang bagus atau indah dan memiliki arti atau makna.
Cara mengungkapkan geguritan adalah menggunakan bahasa yang memiliki rima, mitra, irama dan penyusunan yang tepat.
Geguritan juga bisa dibuat dengan cara mengungkapkan perasaan dan pikiran. Di dalam bahasa Indonesia geruritan adalah puisi. Geguritan dan puisi adalah sama, hanya berbeda dari segi bahasanya.
Jadi geguritan adalah sebuah puisi yang di tuangkan dalam Bahasa Jawa.
CIRI-CIRI GEGURITAN
Berikut ini ciri-ciri yang harus kita ketahui dari geguritan, diantaranya adalah :
- Bahasa yang akan digunakan harus indah dan sopan.
- Memiliki aturan “guru gatra, guru lagu dan guru wilangan”.
- Kalimat yang akan kita pakai harus mempunyai arti atau makna.
- Ada nama pengarang di dalam teks geguritan.
JENIS GEGURITAN
Geguritan Bahasa Jawa dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya
adalah :
1. Geguritan mengenai gambaran yang menandakan sebuah peristwa
atau kejadian “deskriptif”.
2. Geguritan yang di dalamnya ada sebuah kritikan atau sindiran.
3. Geguritan yang menceritakan sebuah pengalaman, kondisi dirinya sendiri ataupun orang lain atau geguritan “naratif”.
Unsur Intrinsik dalam Geguritan
Untuk membuat geguritan yang baik dan benar, ada beberapa unsur intrinsik yang harus diperhatikan. Unsur-unsur ini akan menentukan bagaimana hasil geguritan yang akan Kamu buat. Nah, unsur intrinsik tersebut tentu saja wajib untuk ada dalam geguritan yang dibuat.
Lalu, apa saja unsur intrinsik yang harus ada dalam geguritan? Beberapa unsur intrinsik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Tema
Tema adalah unsur intrinsik pertama yang harus ada dalam geguritan. Hal ini dikarenakan tema merupakan unsur yang sangat penting dan akan berpengaruh pada isi geguritan yang akan dibuat.
Tema ini juga disebut sebagai gagasan pokok yang disuguhkan oleh pembuat geguritan kepada para pembaca.
2. Diksi
Unsur intrinsik geguritan yang kedua adalah diksi atau pilihan kata. Sebagaimana puisi pada umumnya yang diketahui, pemilihan kata adalah hal yang sangat penting.
Kata dalam puisi adalah senjata untuk menyampaikan gagasan atau ide agar lebih mudah diterima dengan bahasa yang indah.
Selain itu, dikarenakan adanya aturan guru lagu, guru wilangan dan guru gatra tadi, diksi menjadi hal yang sangat penting dalam geguritan. Untuk membuat geguritan, Kamu harus memperhatikan detail dari ketiga hal tersebut.
3. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah unsur intrinsik ketiga yang harus ada dalam geguritan. Seperti diksi, gaya bahasa akan berpengaruh pada keindahan hasil geguritan yang Kamu buat.
Dengan gaya bahasa yang tepat, maka pembaca geguritan bisa membacakan geguritan dengan irama yang bagus dan makna geguritan juga akan lebih mudah dipahami.
Ada beberapa gaya bahasa yang umum digunakan dalam proses membuat geguritan. Adapun beberapa gaya bahasa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Personifikasi, ini adalah majas yang sangat sering digunakan untuk membuat rangkai kata pada geguritan. Personifikasi pada dasarnya merupakan majas yang membuat benda mati seolah-olah menjadi benda hidup atau menggunakan performa dari manusia ke benda-benda selain manusia.
- Metafora, ini adalah majas yang termasuk dalam majas perbandingan. Dalam proses membuat geguritan, majas ini seringkali digunakan untuk membandingkan dua benda yang memiliki sifat yang mirip atau sama. Perbandingan ini dilakukan untuk memberikan penekanan pada gagasan geguritan yang hendak disampaikan.
- Repetisi, ini adalah majas yang masuk golongan pengulangan. Maksudnya, repetisi adalah majas yang digunakan dengan cara mengulang kata atau frase dalam baris geguritan. Pengulangan ini gunanya adalah untuk memberikan penegasan, terutama untuk ide yang ingin disampaikan.
4. Citraan
Unsur intrinsik berikutnya yang harus ada dalam geguritan adalah citraan. Citraan seringkali disebut dengan istilah imajinasi.
Unsur intrinsik ini digunakan untuk memberikan gambaran yang bisa diraba oleh indra. Memberikan citraan ini penting agar geguritan lebih menarik.
Selain itu, dengan adanya citraan dalam geguritan ini, maka ide atau gagasan yang disampaikan dalam baris geguritan seakan-akan hadir di sekitar pembaca.
Keadaan ini akan membuat gagasan dan ide dalam geguritan bisa lebih dirasakan dan akhirnya bisa dipahami dengan lebih baik.
5. Latar
Latar juga masuk dalam unsur intrinsik dalam geguritan yang akan mempengaruhi hasil dari geguritan yang dibuat.
Latar ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
latar tempat yang menjelaskan tempat kejadian,
latar waktu yang menjelaskan kapan kejadian itu berlangsung,
latar suasana yang menggambarkan bagaimana suasana yang terjadi.
Dalam membuat geguritan, Kamu sebaiknya menggunakan ketiga jenis latar tersebut.
Dengan demikian, maka kejadian akan tergambar dengan lebih jelas dan tentu saja makna dalam geguritan akan cenderung lebih terbaca dengan saksama.
6. Pesan atau Amanat
Pesan atau amanat adalah unsur intrinsik selanjutnya yang harus ada dalam geguritan. Sebagaimana dibahas di awal, geguritan digunakan untuk menyampaikan gagasan atau ide.
Oleh karena itu, dalam geguritan harus ada pesan yang disampaikan. Pesan ini biasanya adalah pesan moral untuk para pembaca tentang beberapa tema.
7. Rima
Rima adalah salah satu unsur intrinsik yang sebaiknya ditambahkan dalam geguritan. Rima ini adalah unsur yang akan memperindah geguritan yang Kamu buat.
Rima berbentuk pengulangan bunyi baik di awal, tengah ataupun akhir. Dengan adanya rima, pembaca geguritan akan menemukan irama.
tuladha:
Bumi endahku tlatah Magelang
dudu mung panggraitaning ati kang lagi nganglang
iki papan wiyar padhang jingglang
Gemah-ripah Iman-cemerlang
8. Enjambment
Enjambment adalah salah satu unsur intrinsik yang sebaiknya juga ditambahkan dalam membuat geguritan. Nah, apa yang dimaksud dengan enjambment ini? Enjambment adalah pemotongan kata, kalimat atau frase yang diakhiri dengan lirik.
Setelah itu, potongan tadi diletakkan di awal lirik berikutnya. Tujuan unsur intrinsik ini adalah untuk memberikan penekanan pada kata tertentu dan menjadi penghubung pada bagian yang berikutnya.
Unsur ini juga akan berpengaruh pada bunyi dalam pembacaan geguritan.
Dalam bahasa Jawa, enjambment disebut Purwakanthi.
Tuladha:
- asung bekti, bektine kawula marang Gusti
– baeyem arda, ardane ngrasuk busana
– lungguh dhingklik, dhingklike wong cilik-cilik
– mangan ati, atine sing kelara-lara
– nandhang lara, larane wong lara papa
– pandhu suta, suta madyaning pandhawa
– raja putra, putran daleme ngastina
– rujak degan, degane krambil ijo
– remuk rempu, rempu dadi awu
– saking tresna, tresnane mung samudana
– rujak dhondhong, rujake sisaning kalong
– witing tresna , tresnane mung sewetara
9. Perasaan
Dalam membuat geguritan, Kamu perlu memasukkan unsur perasaan di dalamnya. Perasaan ini adalah sikap dari penulis untuk memberikan tekanan pada geguritan.
Beberapa contoh perasaan yang bisa digunakan dalam geguritan adalah konsisten, simpatik, senang, sedih, marah, kecewa dan lainnya.
10. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. dalam hal ini pesan harus berisi tentang ajaran kebaikan.
Unsur Ekstrinsik pada Geguritan
Unsur ekstrinsik adalah unsur di luar geguritan yang akan mempengaruhi hasil atau penilaian dari geguritan yang dibuat.
Berbeda dengan unsur intrinsik, beberapa macam unsur ekstrinsik ini tidak dituliskan dalam bait-bait geguritan yang dibuat. Adapun beberapa unsur ekstrinsik yang terdapat pada geguritan adalah sebagai berikut:
1. Biografi
Biografi adalah latar belakang atau riwayat penulis. Biografi ini bisa dijadikan sebuah media untuk memperkenalkan jati diri penulis agar pembaca mengetahui bagaimana latar belakang penulis tersebut.
Hal ini penting karena terkadang, pembaca akan mencari geguritan dari penulis tertentu.
2. Nilai Cerita
Nilai cerita adalah unsur ekstrinsik yang penting untuk membuat geguritan. Ada beberapa pembagian dari nilai cerita yang dimaksud.
Adapun beberapa jenis nilai cerita dalam geguritan yang bisa ditambahkan adalah nilai ekonomi, nilai politik, nilai sosial, nilai adat istiadat, nilai budaya dan lainnya.
Nah, beberapa unsur ekstrinsik di atas akan lebih baik jika ditambahkan dalam membuat geguritan. Dengan menambahkan unsur ekstrinsik, tentu saja hasil geguritan yang akan Kamu buat akan semakin bagus dan sempurna.
Nulis Geguritan
1. Nentukake Tema
Ide bisa teka sawayah-wayah. Nentokake ide bisa ana ing
ngendi wae panggone.
2. Ngubah Ide / Tema dadi Geguritan
Sawise ide ketemu, ide mau kudu diolah lan dihayati.
3. Nyusun reng-rengan geguritan
Reng-rengan geguritan iku ide kang muncul nanging isih mentah. Dadi kang kudu kok lakoni yaiku nulis apa wae kang muncul ing pamikiranmu kang mengko bakal kok olah dadi geguritan kang endah.
4. Ngubah reng-rengan geguritan lan diwenehi unsur kebahasaan ing
geguritan.
TULADHA GEGURITAN
Tuladha 1
Gurit Pangajab Kanggo Bumi Magelang
(Dening: Adhinia Imanti)
Bumi endahku tlatah Magelang
dudu mung panggraitaning ati kang lagi nganglang
iki papan wiyar padhang jingglang
Gemah-ripah Iman-cemerlang
gemah subur kang sarwa tinandur
aripah dol-tinuku sarwa lancar kumenyar
iman sakabehing titah padha ngibadah
cemerlang kuncara saindhenging bawana
Ujaring kandha,
Magelang uga pusering sejarah Pulo Jawa
papan wisata jro kutha desa-ngadesa
kondhang kaonang tumekeng bumi delahan
Lilin moncer Borobudhur
Mendut, Pawon, Pendem, Ngawen, Lumbung
Selagriya, ini atau hubungan kurang kawigatene
Aja gumuyu, iki ora saru!
ana candhi kaaran candhi Asu
gumrujuging tirta Sekar Langit, Sela Praja,
Curug Silawe lan Kedung Kayang
Nambahi asriningpareden Tidar kawentar
Ing telenging kalbuku
sumimpen donga suci
kang dakracik kanggo kamulyanmu
Ing pucuking anyawangku
kinandhut laku kang tumuju
nora liya kanggo lestarimu ing sapungkuring wektu
Ing sajroning pikirku
ginadhang pangajab murih tinemu rahayu
sarwa-sarwi raharja manggya widada
Magelang kang iman cemerlang
tansah panggah ngudhar pepalang
Endah-edining Merapi dadi seksi
sumbering tuk makantar nyebar rejeki
Sawiji prasapa kanggo pangajabku;
Bumi wutah getih iki
Bakal dakbelani nganti puputing pati
Jlentrehane:
1. Isi Geguritan
kekaguman penulis terhadap Magelang, harapan dan doa penulis terhadap Magelang.
2. Pesen Moral
mengajak kita untuk selalu bangga dan melestarikan kota Magelang.
Tuladha 2
JAMAN
Dening : Muhammad Yamin M.S
Jaman geger aku ngungsi ketewer-tewer
Ndhelik sor ngemper
Ngerti-ngerti ketiban genter
Alah bapak balung sate
Uripku ijen-ijenan
Nong, ning, nong, neng, nong, ning, neng, nung
Rekasane urip jaman geger
Ati ora jenjem mangan ora tentrem
Turu ora bisa merem
Pating jledhor bedhil mriyem
Oh, Paiyem…. Paiyem, bojoku sing mati kaliren
Bubar nglairake anak wadon nalika perang rame
Mula bocah wadon mau dakjenengake “Rame”
Oh, Rame-Rame kowe saiki wis genti duwe anak lima semega-semega
Urip jaman merdika, enake apa-apa ana
Kliwat ngedan dadi brandhalan
Omben-omben, mabuk-mabukan
Tan ngerti bedhahing kamardikan
Aku tumbaling putuku
Lelabuhan jebul aji watu
Saiki jaman maju
Apa-apa kolu
Jaman mau wong urip sarwa kesusu
Mlebu-metu neng hotel nyandhing wong ayu
Lah Bapak ra ngerti saru
Sing neng ngomah padha padu
Damen-damen pari-pari
Biyen-biyen saiki-saiki
O, slamet, slamet
Jamane bundhet ruwet
Ora eling labuh labet
“E , bocah-bocah …. Jaman rong ewu neng ngarepmu
Mangsa borong, neng pundhakmu jaman dadi abang biru
Aku ora ngaru siku, wis simbah turu!”
(Pangilon, Antologi Geguritan FKY)
Jlentrehane:
Isi Geguritan
1. Obah –owahing jaman, kang lir gumanti, saka jaman geger tumeka jaman
2000-an mangaribawani watak-wantu, lagu lan lageyan kang urip ing jamane.
2. Protese veteran perang marang generasi saiki, amarga anggone ngisi
kamardikan cengkah karo gegayuhane para pejuang.
Pesen Moral
a. Manungsa mbetahaken gesang ingkang tentrem lan aman
b. Ampun damel rekaosipun tiyang sanes
c. Ampun serakah
d. Tanggung jawab marang tugas
Komentar
Posting Komentar