BANGGALAH MELALUI KETULUSAN
Kutitipkan pendidikan bangsa ini kepadamu (Ki Hajar Dewantara)
Sebuah kalimat yang singkat namun sungguh bermakna buat saya.
Kalimat yang bisa menyihir alam bawah sadar saya untuk melakukan refleksi.
Kembali saya memanjatkan syukur dan terima kasih, kepada DIA atas kesempatan berharga ini. Benar yang dikatakan salah satu rekan mengajar yang sekaligus senior saya, bahwa KETULUSAN akan selalu menggerakkan.
Dan KETULUSAN itu kini bukan hanya menggerakkan bahkan menginspirasi, karena KETULUSAN lah saya bisa menjalankan peran saya seperti sekarang ini.
Saya bangga karena seorang GURU HEBAT, menitipkan sebuah kalimat sederhana yang membuat kecintaan terhadap ibu pertiwi semakin bertambah, karena di rahimnya lahir seorang Ki Hajar Dewantara yang semangatnya terus hidup; dulu, kini dan nanti. Bukan hanya itu, namun hanya dengan kalimat sederhananya, ia mampu menggerakkan hati para guru yang benar-benar guru.
Saya percaya bahwa mengajar adalah amanah dari Yang Maha Tinggi. Kita dapat menjalani hidup dengan beragam cara karena pengajaran orangtua atau siapapun yang mendidik kita. Begitu seterusnya. Bahkan Tuhan mengajarkan nama-nama kepada Adam. Semenjak awal manusia ada, pengajaran adalah syarat utama berlanjutnya peradaban. Dan belajar adalah jalan utama membuka gerbang peradaban baru. Sebagaimana anak Nabi Adam belajar cara mengubur dari seekor burung dan dimulailah tradisi mengubur. Demikian seterusnya.
Maka, saya salut pada setiap guru di dunia, guru yang benar-benar guru, bukan sekadar tempel nama di daftar Dinas Pendidikan, bukan sekadar datang dan bercengkrama saja di kantor, bukan yang hanya berseragam namun tak pernah menjumpai murid-muridnya, bukan guru yang sebatas nama, menunggu kenaikan pangkat, kenaikan gaji, tunjangan sertifikasi namun lupa bahwa kewajibannya belum dilakoni, lupa akan tanggung jawabnya untuk memperjuangkan cita-cita malaikat penyelamat bangsa. Guru yang benar-benar berusaha menjalankan amanah dari Yang Maha Tinggi, guru yang mengajar dan belajar lebih banyak lagi, guru kehidupan di universitas kehidupan. sebagaimana beliau- sang guru besar di rumah tua di sebuah pulau bernama yang namanya tak tertera dalam peta Indonesia.
Sebuah kalimat yang singkat namun sungguh bermakna buat saya.
Kalimat yang bisa menyihir alam bawah sadar saya untuk melakukan refleksi.
Kembali saya memanjatkan syukur dan terima kasih, kepada DIA atas kesempatan berharga ini. Benar yang dikatakan salah satu rekan mengajar yang sekaligus senior saya, bahwa KETULUSAN akan selalu menggerakkan.
Dan KETULUSAN itu kini bukan hanya menggerakkan bahkan menginspirasi, karena KETULUSAN lah saya bisa menjalankan peran saya seperti sekarang ini.
Saya bangga karena seorang GURU HEBAT, menitipkan sebuah kalimat sederhana yang membuat kecintaan terhadap ibu pertiwi semakin bertambah, karena di rahimnya lahir seorang Ki Hajar Dewantara yang semangatnya terus hidup; dulu, kini dan nanti. Bukan hanya itu, namun hanya dengan kalimat sederhananya, ia mampu menggerakkan hati para guru yang benar-benar guru.
Saya percaya bahwa mengajar adalah amanah dari Yang Maha Tinggi. Kita dapat menjalani hidup dengan beragam cara karena pengajaran orangtua atau siapapun yang mendidik kita. Begitu seterusnya. Bahkan Tuhan mengajarkan nama-nama kepada Adam. Semenjak awal manusia ada, pengajaran adalah syarat utama berlanjutnya peradaban. Dan belajar adalah jalan utama membuka gerbang peradaban baru. Sebagaimana anak Nabi Adam belajar cara mengubur dari seekor burung dan dimulailah tradisi mengubur. Demikian seterusnya.
Maka, saya salut pada setiap guru di dunia, guru yang benar-benar guru, bukan sekadar tempel nama di daftar Dinas Pendidikan, bukan sekadar datang dan bercengkrama saja di kantor, bukan yang hanya berseragam namun tak pernah menjumpai murid-muridnya, bukan guru yang sebatas nama, menunggu kenaikan pangkat, kenaikan gaji, tunjangan sertifikasi namun lupa bahwa kewajibannya belum dilakoni, lupa akan tanggung jawabnya untuk memperjuangkan cita-cita malaikat penyelamat bangsa. Guru yang benar-benar berusaha menjalankan amanah dari Yang Maha Tinggi, guru yang mengajar dan belajar lebih banyak lagi, guru kehidupan di universitas kehidupan. sebagaimana beliau- sang guru besar di rumah tua di sebuah pulau bernama yang namanya tak tertera dalam peta Indonesia.
Indonesia pastinya bangga memiliki seorang Ki Hajar Dewantara, dan saya
jauh lebih bangga karena amanah besar itu dititipkan kepada kami, para
pengajar. Teringat wajah wajah siswa-siswa saya yang penuh harapan,
impian dan cita-cita.
Kebanggan itu harus diwujudkan dalam bentuk meneruskan harapan mereka, agar pesan Ki Hajar Dewantara terus berkesinambungan.
Kebanggan itu harus diwujudkan dalam bentuk meneruskan harapan mereka, agar pesan Ki Hajar Dewantara terus berkesinambungan.
Komentar
Posting Komentar