“KODE RAHASIA”
Beberapa hari yang lalu, saya
ngobrol sama temen saya, dalam obrolan kami yang ngalor ngidul, panjang kali
lebar sama dengan luas, obrolan ini berujung tentang postingan seseorang di
jejaring sosial. Yah kemuadian, muncul pertanyaan dan pernyataan dari kami
berdua “apakah postingan seseorang di media sosial itu bakalan mencerminkan
kepribadiannya?” Pertanyaan ini sempet ngebuat saya dan temen saya sedikit
ribut.
Well, untuk ngebuktiinnya, saya
mencoba melakukan mini riset, tsaaaah bahasanya.. Saya mencoba iseng-iseng buka
medSos, mulai dari FB, Tweet, IG, Path, BBM dan sebagainya dan sejenisnya. Saya
mencoba ngikutin postingan mereka (seru juga ngepoin orang), haaa..
Dalam last update yang saya
lihat, masih seperti biasa.. ada yang bersyukur, ada yang mengeluh, memaki, ngasih
tau aktifitasnya sekarang, pasang display picture berduaan sama pasangan,
ngabarin sekarang lagi dimana, makan apa, trus masang emoticon doang sampe ada yang
mengganti display picture bbmnya dengan gambar piaran kesayangannya.
Wkwkwkw,,saya kok ngga pernah kepikiran begitu..*yaiyalah! orang saya ngga
punya piaraan..hahhaha*
Bagi saya status bbm, twitter
atau facebook, Path, IG dan sebagainya dan sejenisnya memiliki makna
tersendiri, kita tidak akan asal saja menuliskannya. Status itu bisa merupakan refleksi emosi kita saat itu. Yang seneng
mengekspresikan senang, yang sedih yaa,,, nuansa galau,kalau lagi marah,, yaa marah-marah
statusnya. Bahkan kalau kita jeli, kita bisa tahu bagaiamana gambaran emosi
seseorang, aktifitas kesehariannya, sudut pandangnya, bagaiamana caranya
memandang dan menikmati hidup dari status-statusnya. Hehe,,, jadi hati-hatilah
dengan SosMed kita.
Nggak cuman status sih, tapi
foto-foto kita di facebook, display picture BBM dan yang lainnya juga bisa menambahi gambaran, siapa kita. In
strictly speaking, media sosial bisa menjadi semacam “Kode rahasia” gambaran
kita secara umum. Good newsnya, facebook bisa menyimpan status-status kita dari
jaman pertama kali bikin sampe recent status (ya kecuali kalo dihapus ya..)
Hehe! Tapi biasanya, walopun dihapus,, record statusnya yang lain masih bisa
disambungkan. Biasanya akan terlihat pola kecenderungan sikap atau pemikiran
dari sang pemilik akun, apakah dia orang yang lucu, fun, easy going, thinker,
romantis dan sebagainya.
Selain dari status facebook yang
punya akun, kita juga bisa lihat bagaimana cara teman-temannya memberikan
comment distatus facebooknya. Apakah bercanda, mengagumi, membahas dan sebagainya.
Tanggapan dari orang lain ini juga bisa masuk ke dalam kesimpulan umum si-empunya
akun facebook ini.
Dalam sebuah buku, saya pernah
membaca bahwa, teman-teman kita adalah 30% refleksi kepribadian kita. Jadi,
teman yang kita punyai, juga merupakan salah satu “kode rahasia” kita. Bahkan,
ada yang pernah bilang, jika ingin tahu gambaran masa depan kita akan seperti
apa,, maka lihatlah dengan siapa kita bergaul. Gaul disini diartikan teman
sepermainan atau sekerja, buku yang dibaca, website yang kita kunjungi, komunitas
yang kita ikuti,, dan seterusnya,, intinya, faktor eksternal diluar kita,
pribadi kita dibentuk dengan peranan lingkungan sekitar kita.
Dalam obrolan dengan teman saya kemarin,
dia berpendapat bahwa status-status tersebut bisa saja dimanipulasi untuk
menimbulkan kesan positif, atau bahasa bagusnya Pencitraan. Atau sesuai dengan
fungsi medSos secara umum yaitu sebagai ajang “pamer”. Saya bilang, itu mungkin
saja, apa sih yang nggak mungkin. Menjawab pertanyaan tersebut, saya cuma
bilang,, orang - orang yang menurut saya melakukan pencitraan, adalah golongan minoritas,
bisa jadi artis, pejabat, politikus dan pesohor - pesohor lainnya. Fungsinya?
menjaga nama baik, brand, kekaguman fans.
Lha kalo orang biasa kaya kita,
saya yakin sekali,, kita nulis status juga tanpa tendensi,, apa yang kita
rasa,, kemudian kita tulis,, betul nggak?
Bukannya saya sok asik dan sok
oke, menurut saya tiap orang pasti punya sisi positif,, nah mari kita kembangkan
sisi positif kita itu,, dimulai dari yang paling remeh temeh, menulis status
facebook, twitter dan bbm yang positif-positif. Jangan suka pamer, tar malah
dikira kampungan, kata orang jaw “sak madya” saja. Bukan berarti kita bohong
karena menyembunyikan feeling negatif kita, tapi apa ya nggak kasihan sama
orang yang baca status negatif kita? Nanti kalo ketularan kepikiran negatif
gimana? Nanti kalo tulisan kita ngerusak mood bagusnya gimana? Hehehe..
Feeling negatif bisa juga kok dilampiaskan
dengan sesuatu yang positif, dikemas dengan lebih manis..
Terus, “kode rahasia” kita yang
lain, teman. Saya nggak nge-judge temen ini jelek temen itu bagus. No! tiap
orang pasti punya sisi baik, nah yang baik-baik ini kita serap..;)
Komentar
Posting Komentar