CERITA tentang SENJA
Selamat
sore, maaf jika saya salah, karena mungkin saja saat membaca tulisan ini kalian
sedang sarapan, atau sedang beristirahat sambil memilih menu makan siang
misalnya, atau boleh jadi saat ini kalian baru saja selesai mematikan lampu
kamar dan kemudian melakukan rutinitas manusia modern kebanyakan (bermain seluler sebelum tidur). Tapi, saya sungguh menulis
cerita ini ketika sore hari.
Saya sangat menikmati ketika menjadi saksi
bumi berotasi, maksud saya -kalian boleh jadi tidak sadar bukankah disetiap sorenya saat
perjalanan pulang kita merasakan pergantian waktu dari sore ke malam ?? terang
ke gelap ?? Dan bagian terbaiknya adalah pada interval waktu yang sedemikian
sempit antara sore dengan malam, jika beruntung kita akan dipertemukan dengan
senja.
Menurut saya, bias lembayung, dan hitam dan putih di langit yang seharusnya
biru adalah salah satu lukisan terbaik dari Tuhan,
hdiah terindah ari Tuhan.
Benar, ini
cerita dari senja, sebentar saja, dan tentu saja dari senja yang sama dengan
apa yang kalian lihat biasanya. Bagaimana senja itu bermula ?? jika nantinya
kalian menanyakan hal itu, saya tidak tahu, cari sajalah sendiri nanti atau
tanyakan pada kawanmu yang boleh jadi lebih pandai dalam urusan ini. Yang akan
saya ceritakan sekarang adalah tentang bagaimana saya begitu menyukai senja,
rela menengadah lamat-lamat ke ujung langit demi menjadi saksi datang perginya
senja yang teramat cepat, merenung lalu tersenyum. Saya sering melakukannya,
teramat sering malah.
Setiap
harinya kita dipertontonkan akan pagi yang menjadi siang, siang menjadi sore,
pun sore yang tak berlama-lama menjadi malam, dan jangan lupakan malam yang
dengan sabar berganti menjadi pagi. Sebagian dari kita sungguh menikmati benar
semua proses itu, rasa-rasanya saya tak perlu mengingatkan tentang kita yang
teramat menghamba pada pagi dan siang, melakukan segala aktivitas lazim sebagai
manusia : saling berlomba tanpa juara sampai membasahi bumi dengan peluh.
Lelah, bosan itu urusan belakangan aktivitas lazim penguras tenaga adalah
keharusan, urusan bertahan hidup nantinya akan menjadi alasan.
Maka
ketika malam sempurna datang sudah barang tentu dunia akan berterimakasih
banyak. Lihat perubahan yang terjadi pada dunia. Wajah-wajah manusia itu
berubah lebih baik, nafas yang tersengal kembali tersenyum –sudah saatnya pulang. Di
rumah ada secangkir kopi hitam
sebagai teman untuk mendengarkan alunan musik jazz, jika bosan masih ada
rangkaian acara televisi berating tinggi meskipun tanpa manfaat, atau bagian
terbaiknya ?? bersenda gurau melepas tawa dengan anggota keluarga. Malam
itu sempurna sudah menjadi bagian terbaik sebagai penutup hari. Dan, banyak
dari kita yang akan menggerutu sebelum tidur, karena ketika bangun nanti malam
yang menyenangkan ini akan berubah lagi menjadi pagi baru yang melelahkan.
Siang ?? silahkan bayangkan sendiri.
Perubahan
adalah sebuah kelaziman dalam hidup, pagi siang dan malam tadi adalah sebagian
contoh kecil dari perubahan itu sendiri. Pun dengan semua manusia yang terlibat
dalam pagi-siang-malam setiap harinya. Ah, cerita ini akan menjadi sangat
panjang jika saya harus menjelaskan setiap detil tentang perubahan. Baiklah
saya coba berikan gambaran singkat.
Sederhananya
hidup adalah tentang hukum sebab-akibat, awal-akhir. Jika lahirnya kita
di dunia ini adalah awal maka kita akan melewati berbagai proses sebelum
akhirnya nanti kita mati, dan dalam proses yang panjang itu kita akan menemukan
berbagai macam perubahan. Bagaimana mungkin kalian bisa membaca tulisan ini
jika kalian masih tetap seperti saat kalian lahir ?? Berapa ukuran sepatu
kalian saat ini dan bandingkan dengan ukuran kaki kalian sepuluh sampai lima
belas tahun silam ?? Berapa banyak wanita atau pria yang datang dan pergi
semenjak kalian pertama kali mengenal cinta ?? Seberapa lelah kalian hari
ini dibanding dengan kemarin ?? Perubahan itu adalah proses, perubahan itu
adalah evolusi, perubahan itu adalah tumbuh, perubahan itu adalah hidup,
perubahan itu satu-satunya substansi yang menemani kita dari awal sampai akhir.
Bayangkan bagaimana tidak menariknya hidup kita jika tak ada satupun yang
berubah sedari awal sampai akhir. TITIK. Dimulai disitu, berakhir disitu.
Cerita apa yang akan kita bagikan kepada para penghuni surga nanti ??
Saya akan
membuat simulasi hidup hanya dalam satu hari saja. Pagi ini Tuhan mengizinkan
kita lahir kedunia, miskin semiskin-miskinnya, maka untuk bisa bertahan hidup
sampai kita diminta mati tengah malam nanti, tentulah manusia harus berubah -bergerak
cepat mempersiapkan
bekal untuk mati tengah malam nanti. Maka digunakanlah siang untuk berburu
hidup, mencari ilmu untuk mencari uang, uang yang didapat digunakan makan,
lapar cari uang lagi, begitulah aktivitas lazim penguras tenaga. Seperti yang
sudah saya bilang tadi urusan bertahan hidup akan menjadi alasan. Setelah itu,
lazimnya orang berusaha untuk mendapatkan hasil, jika pagi adalah awal kita
memulai semuanya, siang adalah proses, maka malam adalah waktu yang tepat untuk
menikmati hasil dari semua proses di dalam kehidupan. Nikmatilah semuanya
sebelum waktu benar-benar habis.
Ketika
tengah malam tiba, Kau akan mati, diminta Tuhan untuk pulang. Tuhan Maha baik Dia mengizinkan kita hidup
sedari pagi, ketika siang memberi tenaga untuk kita berusaha berubah dalam
proses, dan menikmati hasilnya ketika malam. Lengkap sudah waktumu di bumi
Tuhan.
Ah, tidak
ada yang kita lupakan sedari tadi, kemana perginya senja ?? Apa Tuhan lupa
mencipta senja ?? Tidak, mana mungkin Tuhan lupa. Senja bukan bagian terpisah
dari rangkaian pagi-siang-malam, senja selalu ada di antaranya. Hanya saja
memang waktu senja terlalu singkat. Karenanya kita seringkali lupa, bahwa Tuhan
menciptakan senja agar kita diam berhenti sejenak untuk bersyukur telah
berhasil menjalani proses di waktu siang, Tuhan menciptakan senja agar kita
diam berhenti sejenak untuk berdoa sebelum kita menikmati malam. Kawan, inilah
senja : lukisan terbaik Tuhan.
Oh, tidak,
jangan bodoh kawan. Jangan sekali-kali kau menyalahkan Tuhan untuk waktu yang
sedikit hingga kau seringkali lupa mengingat senja. Sengaja Tuhan menciptakan
siang lebih lama agar kita tidak merasa kurang saat sedang mencari hidup.
Sengaja Tuhan menciptakan malam sedikit lebih lama agar kita tidak merasa
kurang saat sedang menikmati hidup. Tuhan hanya meminta sedikit waktu kita
untuk bersyukur, bersimpuh dalam doa. Hanya sedikit kawan, sedikit waktu di
kala senja.
Dan
sekarang, kita diberi kesempatan lebih lama dari satu hari. Ukuran sepatu itu
boleh jadi akan tetap berubah. Perubahan itu akan terus menemani kita sampai
tengah malam nanti –saat kita mati. apa boleh dikata, manusia tidak punya kuasa
yang cukup banyak untuk menentang perubahan, nikmati sajalah setiap perubahan
itu. Baik atau buruknya dari perubahan yang nanti datang, tentu sangat banyak
bergantung kepada bagaimana sikap kita mengingat waktu senja.
Di
kesempatan yang lebih lama dari satu hari ini, akan lebih banyak senja yang
Tuhan sediakan, Tuhan hanya meminta (bukan memohon) sedikit waktu kita untuk
bersyukur, bersimpuh dalam doa di kala senja. Dan setelah itu kawan, setelah
kita mengingat senja, boleh jadi kita akan bisa lebih menikmati malam, ya,
sebelum nanti kita mati.
Bagaimana
kawan ?? inilah sedikit cerita yang kudapat dari senja ?? Dengar kawan, saya
tahu boleh jadi kalian pikir aku mengada-ada cerita tentang senja. Saya tidak memaksa
untuk kalian percaya. Saya tahu persis -dengan segala keindahannya senja
tidak mungkin cukup dengan satu versi cerita.
Komentar
Posting Komentar