SEBUAH RAHASIA TENTANG BAHAGIA
SEBUAH
RAHASIA TENTANG BAHAGIA
Selamat sore Tuhan, apa kabarMu sekarang? Ah, aku yakin engkau selalu dalam kondisi
super baik. Tidak terkena racun galau anak manusia yang sedang trend di sosial
media. Oh ya, danau hatiMu masih bisa menampung ceritaku bukan? Satu saja aku
ingin menyampaikan keluhku padaMu. Aku janji, ini tidak akan lama. Selesai ini,
aku juga berjanji untuk kembali ceria. Menebar tawa yang tak bisa membuat orang
lupa. Janji! *kait kelingking*
Tuhan,
engkau tentu masih ingat kejadian yang menimpaku beberapa tahun lalu, kan? Ah,
betul! Engkau memang penghapal paling juara! Saat itu aku lupa bagaimana
caranya tertawa. Lupa apa itu bahagia, dan lupa bagaimana mengobati luka. Tapi,
Engkau baik! Mengajarkanku pelan-pelan hingga aku bisa bangkit dan berdiri
seperti sekarang ini.
Tuhan, Engkau
pernah berjanji yang kau titipkan di salah satu umatMu yang paham betul tentang
ajaranMu. Katanya, bahagia itu milik siapa saja. Bahkan untuk manusia terhina
yang ada di muka bumi ini. Lantas, aku harusnya merasa beruntung karena pasti
bahagiaku sudah tercatat dengan baik di buku besarMu, bukan?
Aku
merasa Engkau tengah mengirimkan bahagia untukku saat ini. Ini serius!
Seseorang pernah bilang padaku, kalau kamu bahagia, nikmati saja. Tidak usah
tanyakan kenapa karena esensi bahagia akan hilang dikarenakan kita terlalu
sibuk mencari tahu alasan kita bahagia. hhhmmpp..betul juga, ya Tuhan.
Tapi
sepertinya aku tahu apa yang membuatku merasakan bahagia tanpa harus aku tanya
kenapa. Jelas betul ‘bahagia’ yang Engkau perlihatkan padaku ini. Hanya
satu yang aku tidak tahu, apa tujuanMu memberikan segala macam bentuk bahagia
ini dan satu petunjuk kecil yang kujumpai diantara banyak petunjuk yang
berserakan.
Ah, aku
sudah berjanji untuk tidak bertanya kenapa padaMu. Yang aku tahu saat ini aku
harus menikmati rasa senang ini, kan? Tidak perlu bertanya kenapa, meski aku
tahu bahagia yang itu mungkin belum waktunya. Aku harus mengumpulkan
keeping-keping puzzle itu lagi.
Hmm.. sepertinya
curhatku sampai di sini dulu. Ada seseorang yang tengah terjebak di labirin
ruanganku, Tuhan. Aku harus membantunya. O ya, peta labirin hati yang kubuat
sudah Engkau terima, kan? Titip itu untuk dia ya, aku tidak ingin dia tersesat
terlalu lama. Hehe.. I love you, Tuhan! Trimakasih untuk waktuMu yang tak
pernh terbatas...
#imanti #menantisenja
Komentar
Posting Komentar