TENTANG
SEKUNTUM BAHAGIA dan SETUMPUK DAMAI
Kata orang, damai itu indah. Damai itu
senang. Dan damai itu menenangkan.
(Masih) menurut kata orang, bahagia
itu sederhana. Bahagia itu ada di mana-mana. Dan bahagia itu beragam bentuknya.
Well, semua “kata orang” itu menurut
saya adalah benar. Tidak ada teori tentang damai dan bahagia memang, namun
setiap manusia punya “rasa” untuk menikmatinya.
Lantas, apakah saya sudah menemukan
damai dan mendekap bahagia?
Entahlah. Pun hingga sekarang saya
masih tetap saja mencari mereka berdua. Meski saya hafal betul mereka tak akan
pernah kemana-mana. Mereka masih di tempat yang sama. Hanya saja kadang bentuknya
sudah berbeda. Berubah sesuai dengan apa yang menjadikan saya dewasa.
Berganti penampilan sesuai dengan
lingkungan yang membentuk pola pikir saya tentang arti damai dan makna bahagia.
Tapi ada satu hal yang masih saya
yakini hingga saat ini.
Bahagia
itu sudah ada di dalam hati saya sejak dulu.
Tinggal menunggu waktu dan kesediaan
hati saya untuk sedikit merunduk dan menengok ke dalamnya, apakah bahagia masih
duduk manis di tempatnya.
Damai pun sama. Tak perlu mencarinya
ke ujung dunia. Cukup meluangkan waktu agar membebaskan hati. Saya tahu betul,
damai membutuhkan cerahnya mentari, harumnya aroma hujan yang mencumbui bumi,
derasnya aliran air yang tertangkap telinga. Dan harumnya rumput yang digauli
embun dini hari.
Ya.. sesederhana itu. Damai dan Bahagia yang tak pernah pergi
kemana-mana, tapi menunggu hati saya menjemput mereka. Untuk bermain dan
menghabiskan waktu bersama sambil menunggu dia yang telah ditetapkanNya untuk
menemani saya.
Damai pasti Bahagia, meski Bahagia
tidak selalu beriringan dengan Damai.
#Imanti #menantisenja 04122015 #Latepost
Komentar
Posting Komentar