Berburu RASA (NY)AMAN …
Hampir dua bulan ini saya meninggalkan tempat dimana saya mendapatkan segala kenyamanan sebagai seorang manusia.
Tempat tinggal yang bisa bikin saya betah seharian ngurung diri di dalam kamar, sambil nyemil slondhok, pasang earphone, mantengin leppi, atau sekedar baca buku.
Saya juga punya teman-teman yang bisa membantu saya, membentuk dan menempa pribadi saya menjadi lebih dari sebelumnya.
Pekerjaan yang “enak” banget pola-nya, asik banget suasananya..
Dan segala hal yang saya anggap menjadi salah satu bagian penting dari hidup saya,,
Kepisah!!! Dan saya nggak suka itu… walaupun tidak semua hal harus kepisah.
Yang bikin gondok dan nyesek dari sebuah perpisahan itu bukan saat kejadian kita pisahnya, tapi tentang pola kehidupan yang cenderung berubah setelah ada perpisahan , tentang keluarnya kita dari zona nyaman yang biasa kita lakukan sebelum ada perpisahan.
Dan kesibukan semu untuk memikirkan apa yang terjadi dan apa yang bakal dilakukan nanti setelah ada kata perpisahan.
Setelah beberapa waktu semenjak saya meninggalkan semuanya, disana.
Ada beberapa konflik batin yang membuat saya menjadi nggak nyaman, ada beberapa hal yang harus dipaksakan untuk membuat kondisi di sini sama seperti di sana.
Dan semua gagal… ZOOOOONK
Dan akhirnya,,
Saya sadar, kenyamanan bisa datang bukan dengan cara yang dipaksakan bray!!
Dalam sebuah hubungan, juga berlaku hukum seperti itu …
Entah itu hubungan antar kelamin, atau hubungan sesama kelamin (jangan gagal paham, maksud saya di sini adalah hubungan pertemanan biasa, ga lebih).
Dari kesemuanya, kita bisa thinking enjoy saat timbul rasa nyaman.
Kita bisa deket sama orang, sama siapa aja, kapan aja , tapi belum tentu kita ngerasa nyaman deket sama semua orang.
Diantara kesemuanya bakal ada satu atau beberapa orang yang bisa bikin kita betah buat lama- lama bareng mereka.
Tapi bukan kita yang bisa nentuin sama siapa rasa nyaman itu bakal dateng.
Bukan juga mereka,,
Rasa nyaman itu bakal datang dengan sendirinya, rasa yang muncul dari sebuah gesekan batin antara satu orang atau lebih. Gesekan antara satu keadaan dengan perasaan..
Rasa nyaman bakal datang sendiri memilih “tuan” nya.
Nah nantinya, orang yang bisa bikin kita merasa nyaman saat deket mereka, pasti bakal jadi orang spesial buat kita.. Entah jadi apa nantinya, mungkin jadi pasangan hidup, atau mungkin jadi sahabat yang lebih dari bintang ‪#‎ceileee‬
Yaa karena rasa nyaman itu bukan sebuah anyaman yang bisa kita bikin sendiri, buat kita pake, terus kita buang setelah kita sudah gak butuh lagi...
Rasa nyaman itu adalah evolusi perasaan, yang pembentukannya butuh bantuan semesta, gak cukup dengan mengandalkan apa yang kita punya.. begitu juga dengan proses pemusnahannya, Cuma waktu dan dorongan semesta yang bakal bikin perasaan itu kembali ber-evolusi , entah jadi bentuk yang lebih baik, atau sebaliknya....
Dan kalo misalnya evolusi perasaan itu sedikit demi sedikit mulai mengikis rasa nyaman, dan setelah kita melakukan apapun tetep rasa nyaman itu gak pulang lagi. sebaiknya kita mulai berpikir untuk meninggalkan semuanya, dengan catatan “itu benar-benar pilihan yang terbaik untuk kita dan semuanya”.
Dalam bentuk apapun, saat kita berharap meraih kenyamanan dengan cara dan waktu yang instant, saya yakin, kita bakal kehilangan rasa itu dengan instant juga. Dan saya gak bakal membiarkan diri saya mencapai rasa nyaman dengan instan, saya akan menikmati proses ini,, proses menuju rasa nyaman..
Yang bisa saya lakukan adalah menunggu evolusi perasaan , dan berharap akan datang lagi episode kedua di cerita hidup saya yang (semoga) masih panjang
AAMIIN...
~imanti,, 130kt0ber2015~

Komentar

Postingan Populer